Senin, 23 November 2009

LEMANG


Lemang adalah makanan khas orang melayu. Daerah Bengkulu khususnya Kedurang yang mana penduduknya juga termasuk rumpun suku Melayu juga mengenal Lemang sebagai makanan yang sangat disukai masyarakat dan sering dipakai sebagai oleh-oleh ataupun hantaran dalam ritual acara tertentu seperti Melamar, acara Pernikahan dan acara khitanan.
Lemang dalam acara pernikahan sering dipakai sebagai hantaran calon pengantin laki-laki yang akan menikahi seorang gadis. Lemang yang dibawa oleh calon pengantin laki-laki ini digunakan oleh pihak keluarga calon mempelai perempuan untuk memberitahukan kepada masyarakat setempat bahwa acara pernikahan akan segera dilaksanakan keesokan harinya. Biasanya lemang hantaran tersebut dipotong tipis-tipis, dan dibagikan kesetiap rumah ,masing-masing rumah mendapat satu irisan lemang sebagai tanda undangan acara pernikahan. Jika lemang ini sudah diterima, maka para kaum ibu keesokan harinya datang berbondong-bondong ketempat siempunya hajat sambil membawa nampan berisi masakan dan kue-kue yang telah dimasak dirumah masing-masing, guna dimakan bersama di acara pesta pernikahan tersebut.Masyarakat setempat mengenal ritual seperti ini dengan nama "Nauk". Bagi siempunya hajat artinya mereka Ditauk'i" oleh penduduk sekitar.

Dalam acara pernikahan lemang tidak hanya berfungsi seperti yang telah disebutkan di atas, tetapi berfungsi juga sebagai balasan bawaan untuk keluarga pengantin laki-laki, juga sebagai buah tangan orang-orang yang telah berjasa terhadap kelangsungan acara hajatan tersebut dan juga para undangan. Begitu pula dalam acara khitanan.


Bahan lemang yang utama ialah beras ketan putih dan santan yang diberi sedikit garam untuk rasa gurih. Beras ketan dicuci dan direndam semalam lalu dimasukkan ke bukuh bambu yang di dalamnya dilapisi daun pisang. Lalu, santan dimasukkan ke buluh bambu dan dibakar di tungku khusus yang bisa untuk tempat menyandarkan buluh-buluh bambu lemang. Proses pembakaran lemang sekitar empat sampai lima jam.


Dalam acara peringatan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, masyarakat Kedurang juga sering memakai lemang sebagai hidangan untuk tamu yang bertemankan dengan tapai ketan hitam. Sayangnya kini budaya menggunakan lemang mulai dikurangi penggunaannya pada acara pernikahan dan khitanan mengingat semakin lama semakin sulit dan sedikitnya hutan bambu dan juga demi tetap menjaga kelestarian alam. Namun begitu, lemang sebagai makanan tradisional tetap tidak akan ditinggalkan dan tetap menjadi makanan yang disukai masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEPERTI APAKAH DEWASA ITU

Tumbuh menjadi tua adalah sebuah kehidupan, tetapi menjadi dewasa adalah sebuah pengalaman. Semua orang pasti akan menjadi tua, tetapi tidak...